Beberapa hari ini, adek Aufa panas badannya turun naik. Kemudian diikuti nafsu makan yang menurun. Dua hari kemarin muncullah bintik-bintik merah di telapak tangan dan kakinya. Penyakit ini mengingatkan aku kejadian 2 tahun lalu. dimana kedua kakaknya kena penyakit serupa, apalagi minggu lalu saudara sepupunya pun mendapat penyakit yang sama.
Untuk memastikan penyakitnya dan juga mengobatinya aku bawa ke dokter. Yah... benar adanya flu singapore
Aku kutipkan tentang penyakit flu singapore ini, yang biasa menyerang anak-anak
Dimulai dengan demam dan munculnya ruam di mulut berupa bintik-bintik
merah, yang kemudian menjadi luka atau blister. Bila mendapati gejala
tersebut, waspadalah! Bisa jadi itu Flu Singapura atau HFMD (
Hand, Foot, and Mouth Disease).
Gejala
awalnya adalah demam selama 2 hari dan mulut penuh sariawan. Pada
tangan dan kaki si anak muncul bercak-bercak merah. Selain itu, ia tidak
mau makan, tapi masih mau minum susu.
Apakah benar penyakit ini
berbahaya? Rumor yang beredar, Flu Singapura sama berbahayanya dengan
Flu Burung? Apakah perlu anak saya dirawat? Bila anak terkena penyakit
ini, jangan panik. Infeksi virus HFMD biasanya ringan, asalkan segera
mendapat perawatan yang benar.
Penyebab dan Gejala HFMDHFMD
akhir-akhir ini marak lagi. Belakangan, kasusnya cukup banyak ditemukan
di Indonesia. Sebenarnya istilah Flu Singapura untuk HFMD ini adalah
kurang tepat. Istilah ini muncul oleh karena adanya wabah HFMD pada
tahun 2000 di Singapura, sehingga penyakit ini lebih dikenal dengan Flu
Singapura.
Virus yang berasal dari kelompok enterovirus (non
polio) merupakan penyebab HFMD. Di dalamnya meliputi Grup Coxsackie tipe
A (A1-A24), Coxsackie tipe B (B1-B26), Echovirus (grup 1-33), dan
Enterovirus (68-71). Penyebab terbanyak pada kasus rawat jalan adalah
Coxsackie A16. Sedangkan infeksi Enterovirus yang memerlukan perawatan
biasanya menyebabkan Enterovirus 71.
Gejala HFMD diawali demam
sedang selama 2-3 hari, diikuti sakit leher (faringitis), tidak ada
nafsu makan, pilek, yang merupakan gejala flu pada umumnya yang tidak
mematikan. Lalu, timbul vesikel (bentol berisi cairan) di mulut,
kemudian pecah, menjadi luka atau blister di mulut seperti sariawan pada
lidah, gusi, pipi dalam, yang terasa nyeri sehingga sukar menelan.
Timbul
ruam yang tidak gatal di telapak tangan dan kaki. Kadang-kadang ruam
ada di bokong. Walau namanya penyakit tangan, kaki dan mulut, ruamnya
tidaklah muncul di tiga tempat tersebut. Terkadang hanya di mulut dan
tangan saja. Umumnya ruam ini akan membaik dengan sendirinya dan tidak
perlu perawatan di rumah sakit.
Penularan dan Penanganan HFMDPada
umumnya HFMD tidak berbahaya. HFMD Coxsackie A16 adalah penyakit ringan
dan akan sembuh dalam 7-10 hari. Komplikasi jarang dijumpai. Sangat
jarang ditemukan anak dengan infeksi virus Coxsackie menderita
meningitis viral dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, kaku kuduk,
sehingga memerlukan rawat inap.
Dari grup enterovirus didapatkan
HFMD Enterovirus 71 yang dapat menyebabkan meningitis viral (radang
selaput otak), ensefalitis (radang otak), atau paralisis (kelumpuhan).
Ensefalitis oleh karena Enterovirus 71 ini dapat berakibat fatal.
Penyakit
ini sangat menular dan sering terjadi pada musim panas. Penularannya
melalui jalur pencernaan, saluran pernapasan, yaitu dari butiran ludah,
ingus, air liur, tinja, cairan dari luka, dan cairan tubuh lainnya.
Penularan
kontak tidak langsung dapat terjadi melalui barang, handuk, baju,
peralatan makanan dan mainan yang terkontaminasi sekret (cairan) tubuh.
Sejak mulai terinfeksi hingga mulai timbul gejala (masa inkubasi) adalah
3-7 hari. Demam merupakan gejala pertama HFMD. Seorang akan menularkan
penyakitnya dalam minggu pertama ketika dia sakit.
HFMD paling
sering menyerang anak di bawah usia 10 tahun. Setiap orang, baik itu
anak-anak maupun dewasa, mempunyai risiko terinfeksi, tetapi tidak semua
yang terinfeksi itu akan sakit. Bayi, anak-anak, dan remaja lebih
rentan terinfeksi dan menderita sakit HFMD ini karena antibodi dan
imunitas tubuh mereka lebih lemah dibanding orang dewasa.
HFMD
didiagnosis berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan
fisik. Sedangkan diagnosis laboratorium untuk deteksi virus dapat
dilakukan dengan mengambil sampel dari tinja, usap atau swab rektal
cairan serobrospinal, usap atau swab luka di mulut, tenggorokan, vesikel
kulit, dan biopsi otak.
Tidak ada terapi yang spesifik untuk
infeksi enterovirus. Pastikan istirahat yang cukup serta pemberian
terapi simptomatik untuk meredakan gejala demam dan nyeri di mulut. Anak
dapat diberikan antiseptik untuk daerah mulut, analgesik-antipiretik
misalnya parasetamol, cairan yang cukup, dan pengobatan suportif
lainnya. Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu
dirawat di rumah sakit.
Gejala yang cukup berat antara lain
hiperpireksia, yaitu demam tinggi (suhu >39 °C), demam tidak
turun-turun, takikardia (nadi menjadi cepat), takipneu (napas menjadi
cepat dan sesak), malas makan, muntah, diare, berulang dengan dehidrasi,
lemas dan mengantuk terus, nyeri pada leher, lengan dan kaki, atau
terjadi kelumpuhan saraf kranial.
Cegahlah HFMD dengan
higiene-sanitasi lingkungan dan perorangan. Cara yang paling mudah
adalah dengan membiasakan diri selalu mencuci tangan, khususnya bila
berdekatan dengan penderita.
Penting dilakukan desinfeksi
peralatan makanan, mainan, dan handuk yang mungkin sudah terkontaminasi
dengan cairan klorin. Hindari kontak dengan penderita HFMD dan
istirahatkan anak penderita HFMD sementara dari sekolah atau tempat
perawatan anak, untuk mencegah penularan virus kepada anak yang lain.
Tips Perawatan Penderita HFMD
- Segera ke dokter untuk memastikan apakah anak atau penderita benar terkena HFMD
- Isolasikan penderita
- Jaga kebersihan
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Berikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
- Berikan nutrisi yang sehat dan gizi seimbang
- Berikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala demam dan nyeri mulut
- Anjurkan penderita untuk tidak beraktivitas di luar (bersekolah atau ke kantor) selama 7-10 hari setelah ruam muncul
http://health.detik.com/read/2011/09/12/141031/1720290/775/bila-si-kecil-terkena-flu-singapura